Minggu, 05 November 2017

DIGITAL DEVIDE

Digital Devide


Digital divide atau kesenjangan digital mempunyai arti sebagai kesenjangan antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi/TIK (information and communication technologies/ ICT) atau telematika dan penggunaan internet untuk beragam aktivitas. Jadi, digital divide atau ―kesenjangan digital‖ sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara (Baszlink, 2011).

Istilah digital divide atau kesenjangan digital mulai dikenal pada pertengahan tahun 1990. Kesenjangan digital merupakan suatu cara untuk mendeskripsikan perbedaan antara orang yang bisa mengakses internet dengan orang yang tidak mengakses internet. Terdapat beberapa karakteristik yang dapat membantu untuk memahami kesenjangan digital, yaitu pendapatan, umur, jenis kelamin, ras, etnis, pendidikan, latar belakang bahasa, dan wilayah geografis. Norris dalam Digital Divide: Civic Engagement, Information Poverty, and the Internet Worldwide (2001:68) menjelaskan bahwa ada tiga dimensi yang menggambarkan tentang kesenjangan digital, yaitu kesenjangan sosial, kesenjangan global dan kesenjangan demokratis.

Dampak Positif Digital Divide

Dampak positif kesenjangan digital bagi sebagian orang yang belum mengenal atau menerapkan teknologi adalah masyarakat dapat termotifasi untuk ikut ambil bagian dalam peningkatan teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan teknologi masa kini yang dapat menyatukan atau menggabungkan berbagai informasi, data dan sumber untuk dimanfaatkan sebagai ilmu bagi kegunaan seluruh umat manusia melalui penggunaan berbagai media dan peralatan telekomunikasi modern. 

Dengan menggunakan berbagai media, peralatan telekomunikasi dan computer canggih, Teknologi Informasi akan terus berkembang dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan peradaban umat manusia di seluruh dunia. Kemajuan peradaban manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad informasi ini telah memudahkan manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya. 

Dampak Negatif Digital Divide

Munculnya digital divide sangat berpengaruh dalam semua bidang kehidupan masyarakat dan membawa dampak negatif bagi mereka yang belum menikmati teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Bagi mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Sehingga yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Dampak ini juga jelas terlihat dari kualitas pendidikan. Kesenjangan ini akan mengakibatkan orang yang tidak mengerti TIK akan jauh tertinggal dengan mereka yang sudah mengenalnya sehingga pendidikan tidak merata.

Kesenjangan digital berdampak kepada kesenjangan sosial. Chen dan Welman mengungkapkan bahwa kelompok sosial dan negara yang berada di kelompok yang salah dalam kesenjangan dijital dapat terkucilkan dari ekonomi pengetahuan. Dengan kata lain, jika kesenjangan yang telah ada sebelumnya membuat orang tidak dapat menggunakan komputer dan Internet, kesenjangan ini semakin hari semakin meningkat  karena pemanfaatan internet semakin tinggi misalnya untuk mencari pekerjaan, mencari informasi, dan terlibat dalam kegiatan sipil maupun kewirausahaan.

Solusi Mengurangi Digital Devide

Langkah yang terbaik untuk mengurangi kesenjangan digital adalah menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai , memutuskan dan memilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat yang menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri merka sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota dan desa, dan memprioritaskan pembangunan ICT di pedalaman, Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris karena materi di Internet hampir semuanya dalam bahasa Inggris merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan digital. Selain itu dapat juga dilakukan dengan memperbanyak materi dalam bahasa Indonesia.Selain itu setiap negara harus memilki peraturan yang mengatur tentang sikap dalam menggunakan komputer dan internet. Harus bisa membedakan waktu antara bermain internet dengan waktu untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang sehingga tidak membuat seseorang terlalu memperhatikan kehidupannya yang berada di dunia maya. Jika pemerintah belum bisa mengurangi kesenjangan digital, maka perlu adanya peran diktator yang dapat mengubah warga supaya bisa taat kepada peraturan yang ada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar